8 Jul 2010

Peristiwa

Ratusan Warga Tapteng Terserang Chikungunya

Dinkes Intensifkan Fogging
Tapteng, BATAKPOS
Ratusan warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, terserang penyakit Chikungunya. Kendati tak menimbulkan korban jiwa, namun para korban sempat mengalami nyeri tulang yang berlebihan (seperti lumpuh).
Rata-rata warga Tatpeng yang terserang penyakit ini ada dibeberapa kecamatan, seperti, Tukka, Sibabangun, Lumut, Andam Dewi, Baru. Akibatnya warga terpaksa memadati Puskesmas yang ada di masing-msing kecamatan. Namun, setelah mendapatkan pengobatan warga diperbolehkan pulang karena tidak begitu mengkhawatirkan.
Kadis Kesehatan Tapteng Hajopan Simanjuntak, SKM melalui Sekretarisnya dr. Masdyana didampingi Kasi Kesling Dinkes, Norma br Samosir kepada BATAKPOS, Senin Sore (3/8) menyatakan, penyakit tersebut sejenis virus, yang disebut Alphavirus dan ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Meski masih ‘bersaudara’ dengan demam berdarah, namun penyakit ini tidak mematikan. Tetapi, setelah tergigit nyamuk tersebut, pada masa inkubasinya penderita mengalami nyeri di seluruh tulang dan persendian disertai influenza dan demam,” kata dr. Masdyana.
Masdyana juga menyatakan, nyamuk sejenis Aedes Aegypti namun tak sama dengan nyamuk DBD ini, berkembang biak hanya di semak belukar. Berbeda dengan nyamuk DBD yang berkembang biak di tempat yang bersih (perkotaan) dan air jernih. “Nyamuk Chikungunya ini berada di hutan atau semak belukar dan perkebunan. Misalkan, daun jati yang telah gugur di tanah menampung air. Nah, biasanya di wadah seperti itu nyamuk tersebut berkembang biak,” terangnya.
“Kendati aparat kecamatan dibantu Muspika mengajukan data hingga berjumlah lebih dari 500-an jiwa, namun saat kita (Dinkes) tinjau ke lapangan untuk diperiksa, hanya sebagian yang positif penderita Chikungunya,” jelasnya.
Intensif Foging
Kabupaten Tapteng yang tak termasuk daerah endemik (rawan) DBD, namun pihak Dinkes Tapteng tetap mengintensifkan penyemprotan (fogging) di daerah-daerah yang terjangkit. “Hingga saat ini, hasil survei di lapangan hanya kawasan Pandan, Sarudik, Tukka, dan Lumut yang masih terjangkit sehingga kita (Dinkes) melakukan foging secara berkala sebagai pencegahan,” ujar Norma br Samosir.
Sebab, lanjut mereka, foging bukan solusi akurat untuk pemberantasan, hanya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan 3M yakni Menguras, Mengubur dan Menanam barang bekas di lingkungan tempat tinggal sehingga nyamuk tak leluasa berkembang biak.
Begitupun Dinkes Tapteng mengimbau warga agar apabila mengalami gejala-gejala terjangkit Chikungunya atau pun DBD, segera menghubungi pusat kesehatan terdekat atau Dinas Kesehatan Tapteng agar segera mendapat pertolongan medis, sehingga proses penyembuhannya lebih efektif dan cepat. (Jas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar